PURWAKARTA RUMAH IDEOLOGI INDONESIA

"Purwakarta Rumah Ideologi Indonesia"

Jaman Perjuangan kemerdekaan tahun 1934, Bung Karno pernah dibuang ke Ende. Dari bawah pohon sukun bercabang Lima, beliau merenung mendapatkan lima mutiara ende, yang saat ini kenal dengan pancasila.

Di kota kecil Ende masyarakatnya terbagi-bagi kedalam berbagai ras, budaya serta agama tetapi hidup rukun berdampingan.

Saat di Ende Bung Karno Pernah berkata pada sahabatnya 'Asmara Hadi' "di Ende saya mendaptkan banyak ilmu baru, kota ini merupaka wajah Indonesia masa depan yang kita perjuangkan.

Dari cerita pembuangan Bung Karno di Ende, ada banyak kisah heroix yang bisa diambil tentang perjalanan bangsa ini. Kota -kota kecil di indonesia seperti di Ende mempunyai embrio kebinekaan yang kuat dalam perjalanan bangsa ini.

Jaman Demokrasi sekarang yang jauh setelah jaman perjuangan kemerdekaan persoalan Kebinekaan, yang mengaku kaum penekanan mayoritas kepada minoritas hampir selalu menghiasi media-media saat ini.

Purwakarta, kota di Jawa Barat yang katanya dikenal sebagai Provinsi Intoleran menjadi dahaga dan oase wajah toleransi di Provinsi tersebut.

Purwakarta dengan spirit kebudayaan sunda (Budaya Nusantara) menanamkan kembali pembagunan rasa Kebinekaan dan keindonesiaan yang beragam.

Kaum mayoritas dan minoritas di Purwakarta begitu harmoni, tidak ada sekat dan tidak ada dinding diantara mereka.

Lihat saja yang terbaru tentang air Mancur Sri Baduga. Namanya mungkin asing bagi kita yang tidak tau dengan sejarah masa lalu. Konsep air mancur tersebut di sajikan dalam bentuk rasa kebinekaan, rasa perbedaan, dan rasa cinta tanah air di negrinya sendiri.

Perpaduaan warna-warni air dan lampu tersebut mencerminkan kemajemukan bangsa ini dari bukan sebatas dari geografis tapi lebih kepada nilai-nilai kemanusiaan.

Mungkin konsep ini terbilang sederhana atau bagi kaum bumi datar di sebut lucu, tapi dengan cara inilah menerapkan nilai-nilai kebangsaan dan kebinekaan bisa deserap oleh berbagai kalangan generasi.

Apalagi, sebelum pertunjukan air mancur tersebut dimulai, sajian utama yang disajikan oleh air mancur tersebut adalah lagu 'Indonesia Raya'.

Dengan cara inilah kota kecil Purwakarta menerapkan spirit besar Kebinekaan.

Sejarah memang selalu memberi contoh, kalau peradaban besar itu selalu lahir dari daerah-daerah kecil.

Apakah Purwakarta sebagai Rumah Ideologi Kebangsaan saat ini, aku tanpa ragu bilang 'Ya'.  Karena dengan sejarah dan Nama 'Purwakarta' itu sendiri yang artinya "Memulai"


Sumber Dari Kutipan Facebook :

Aming Sudrajat

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=267756470326534&id=100012765497463

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.